DIY for your bass

Buat para bassit yg suka DIY (Do It Yourself). Berikut ini bbrp link menarik :


Onboard Preamp
Vintage MM Stingray preamp
Yamaha TRB5 onboard preamp schem
Yamaha TRB5 onboard preamp component list
Bartolini NTMB preamp
Status Graphite preamp
Albert Kreuzer JFET preamp
Jazz bass special preamp
Alembic-like preamp


Effects
Flipster (Ampeg Amp simulator)
Sansamp BDDI
ZVEX Mammoth
Blender
Brassmaster fuzz
EHX Bassballs
Fulltone Bassdrive
DOD Autowah
Voodoo Lab Sparkle Drive (sebenernya buat gitar, tp krn ada blend controlnya mestinya bisa di-mod dgn mudah buat bass Drive schem, PCB layout, transfer
Demeter Compulator skema, layout, PCB
MXR Envelope Filter
Mutron III, the grandfather & the best of envelope filter


Wiring
Seymour Duncan wiring site (wiringnya paling lengkap)
Bass shielding (spy bass gak noise / hum)


Selengkapnya...

Kabel : Pentingkah ?

Kabel adalah perangkat yg kadang paling disepelekan. Punya bass/gitar, efek & ampli mahal tapi terkadang kabel asal-asalan. Padahal kabel adalah perangkat yang menghubungkan semua perangkat tersebut sehingga suka gak suka kualitas sebuah kabel akan menentukan kualitas sound keseluruhan.

Di artikel berikut ini akan saya uraikan karakteristik kabel & pengaruhnya terhadap sound


Capacitance
Seperti perangkat elektronik lainnya, sebuah kabel sedikit banyak akan merubah karakteristik sinyal yg melewatinya. Ini disebabkan karena kabel mempunyai karakteristik yg disebut capacitance alias kemampuan menyimpan daya listrik. Karena adanya capacitance ini, sebuah kabel akan berfungsi juga sebagai sebuah low pass filter. Capacitance biasa diukur dalam satuan pF/feet atau pF/meter.

Lalu apa itu low pass filter ? Ini adalah sebuah perangkat yg hanya menyalurkan sinyal yg berada di bawah ambang batas (threshold) frekuensinya. Misal ambang batasnya adalah 15 KHz, maka hanya sinyal berfrekuensi dibawah itu yang akan dilewatkan, selebihnya akan dihambat alias di-filter.

Lalu apa hubungannya dengan kabel ? Makin besar capacitance sebuah kabel, akan makin rendah threshold low pass filternya, artinya makin sedikit frekuensi yang bisa dilewatkan sehingga hasil akhirnya sound akan kehilangan frekuensi2 tinggi alias mendem. Ini akan sangat terasa terutama buat pemakai bass/gitar pasif.

Kesimpulan : makin rendah capacitance sebuah kabel akan makin baik kemampuannya utk menghantarkan sinyal.

Shielding
Selain mampu menghantarkan sinyal dengan baik, sebuah kabel harus bisa menghalangi noise dr luar untuk masuk. Bagian kabel yang bertugas melakukan ini adalah shield, yaitu bagian luar di bawah kulit kabel yang biasanya berupa serabut yg membentuk semacam jala. Shield akan menangkap lalu membuang noise ke ground sehingga tidak menganggu sinyal.

Shielding biasanya dinyatakan dalam satuan %, makin besar maka makin rapat shielding tersebut menutupi bagian inti kabel yang menghantarkan sinyal.

Kesimpulan : makin tinggi persentase shield maka makin baik kemampuan kabel untuk menangkis noise.

Material
Mayoritas kabel terbuat dari tembaga. Karakteristik umum dari tembaga adalah mudah teroksidasi krn bereaksi dengan oksigen. Akibat oksidasi adalah munculnya semacam lapisan kotoran yang akan menganggu transmisi sinyal. Kabel dengan kualitas baik harus bisa mengatasi masalah ini, makanya dibuat apa yang namanya OFC alias Oxigen Free Copper yg lbh tahan terhadap oksidasi. Selain itu ada juga produsen yang melapisi serabut kabelnya dgn logam lain misalnya timah, proses ini disebut thinning, shg kabelnya disebut thinned cable.
Kalau begitu kenapa gak bikin kabel pake emas atau perak ? Memang ada produsen kabel audio hi-end yg memakai campuran emas atau perak, tp jelas harganya mahal. Sayang duit, emas atau perak mending buat investasi aja.

Kesimpulan : carilah kabel yg terbuat dari OFC atau thinned.


Menyimpulkan uraian diatas, menurut saya ini syarat2 kabel yang bagus :

  1. Capacitance kurang dari 30 pf/feet atau sekitar 100 pf/meter.
  2. Shielding > 95%.
  3. Bahan OFC atau thinned cable.
  4. Selain itu, kabel juga mesti punya lapisan luar yg kuat tapi lentur supaya gak repot kalau suka manggung sambil jumpalitan.
Semua karakteristik di atas bisa dilihat dari datasheet pembuat kabelnya, silakan googling pasti dapat. Intinya, teliti sebelum membeli.

Apakah kabel bagus harus mahal ?
Memang ada kabel yang harganya bisa sampai ratusan ribu per meter, tapi untuk kabel instrumen gak perlu yang mahal. Kabel Canare GS6 atau Sommer Spirit yang harganya sekitar Rp 15.000 /meter sdh memenuhi syarat kabel yang bagus. Saya sendiri paling suka Klotz La Grange (sekitar Rp 25.000 /meter)...gak kalah dgn Van Den Hull yg harganya ratusan ribu dan peningkatan kualitas soundnya cukup signifikan dari Canare GS6.


Selengkapnya...

Preamp & Tone Control FAQ

Artikel ini lanjutan dr artikel ttg pickup. Sengaja dibuat dlm format FAQ (Frequently Asked Questions) krn banyaknya informasi yg perlu diketahui tp saya bingung gimana bikin tulisan yg terstruktur....hehehe. Kalo ada pertanyaan yg blm termuat, silakan didiskusikan bersama nanti saya tambahin ke artikel ini spy lengkap. Di sini yg dimaksud dgn preamp adalah preamp onboard yg terpasang didalam bass, bukan preamp eksternal. Selamat menikmati & semoga bermanfaat & as always, mohon koreksi klo ada salah2.


Apa sih maksudnya Tone control / elektronik pasif ?
Maksudnya tone control tanpa batere. Karena tanpa batere, rangkaian ini tdk bisa memperkuat gain. Knob tone berfungsi sebagai treble roll off alias mengurangi trebel. Konfigurasi yg umum adalah :

  1. vol/vol/tone : masing2 pikup bisa diatur volumenya sendiri2
  2. vol/blend/tone : knob volume mengatur volume keseluruhan, sementara blend mengatur ratio volume output pikup pertama dgn pickup kedua.
Kelebihan : suara lbh natural, gak perlu khawatir ngadat krn batere tekor.
Kekurangan : tidak ada penguatan gain, pengaturan tone kurang fleksibel, output relatif rendah, sensitif thd kualitas & panjang kabel.

Apa sih maksudnya Tone control / elektronik aktif / onboard preamp ?
Maksudnya tone control dgn batere. Karena pu,ya batere, rangkaian ini bisa memperkuat gain. Selain itu tone controlnya juga bisa memperkuat/mengurangi baik bass, mid maupun treble (tergantung konfigurasi). Konfigurasinya sangat beragam, misal:vol/blend/treble/bass (2 band EQ)vol/blend/treble/mid/bass (3 band EQ), dll

Kelebihan : ada penguatan gain, pengaturan tone lbh fleksibel, output gain besar, gak terlalu terpengaruh kualitas & panjang kabel
Kekurangan : suara relatif kurang natural dibanding tone control pasif, selalu sedia batere sebelum tekor

Apa sih maksudnya switchable active/passive electronic ?
Maksutnya onboard preampnya bisa dimatikan sehingga soundnya mirip bass pasif. Pd kondisi pasif, kebanyakan preamp hanya bekerja vol & blend controlnya saja, tp ada juga yg salah satu knob tone controlnya berubah jd tone control pasif (contoh bass punya ane....hehehe)

Apakah benar bhw mencabut kabel dr bass akan menghemat batere ?
Betul sekali, krn jack output jg berfungsi sebagai switch yg menghubungkan batere dgn rangkaian preamp, mencabut kabel berarti memutus hubungan tersebut shg batere tdk akan terkuras percuma. Ingat: yg dicabut adl yg disisi bass, bkn disisi ampli.

Apakah bass dgn batere 18 volt lbh bagus/kencang suaranya drpd 9 volt ?
Belum tentu, karena output/gain dan kualitas sound lbh dipengaruhi desain dr si preamp bkn dr besarnya catu daya. Yang pasti, makin besar catu daya makin besar headroom, artinya preamp bisa digeberlbh kencang tp dgn distorsi lbh rendah.

Apa kriteria preamp yg bagus ?
Kalo menurut saya :

  • Low noise tp hemat batere. Ini dua hal yg sebenernya berlawanan, krn utk menjamin noise yg rendah dibutuhkan chip opamp low noise yg biasanya butuh daya lbh besar dr chip opamp biasa. Tp tetep aja tergantung pinter2nya si desainer preamp tsb.
  • Punya switch pasif/aktif & pada posisi tone knob flat, soundnya mirip ato minimal gak jauh2 amat sama sound pd kondisi pasif.
  • Respon tone kontrolnya halus, gak ada lonjakan pd perubahan tone bass/mid/treble.

Bass saya ada slap switchnya, gunanya apa sih ?
Sound slap yg enak & garing biasanya diperoleh dgn mengurangi freq mid alias mid scoop (klo di graphic EQ bentuknya spt huruf V). Jd fungsi switch ini adl melakukan mid scoop. Lantas gimana klo pengen mid scoop tp bassnya cuma ada kontrol treble & bass, tanpa slap switch ? Gampang: naikin aja bass & treble, otomatis mid akan dikurangi.

Saya ingin memasang preamp di bass dgn pikup tipe X, apa preamp yg cocok ?
Cocok atau nggak itu selalu kembali ke selera. Tp secara teknis yg penting diperhatikan adalah tipe pikupnya aktif atau pasif, konstruksinya gak penting (misal: single coil, humbucker, dll). Pikup pasif mesti dipasangkan dgn preamp utk pikup pasif juga, demikian juga dgn pikup aktif. Ini penting untuk mendapatkan gain & impedansi yg sesuai dgn desain si preamp tsb.

Lantas apa efeknya klo salah pasangan pikup & preamp ?
Klo pikup aktif dipasangkan dgn preamp utk pikup pasif hasilnya adalah gain kegedean & sound terlalu bright. Efek sebaliknya akan terjadi klo pikup pasif dipasangkan dgn preamp utk pikup aktif.

Apakah mungkin menggabungkan pikup merk A dgn preamp merk B ?
Bisa aja, asal memenuhi kriteria yg sdh diulas diatas. Misalkan Pu bassline SMB4D/A pasive mau di pasangkan dengan EMG BTS/BQS bisa aja, begitu juga sebaliknya.
Yang harus diperhatikan, preamp EMG ada yang 1 set system, artinya udah ada potensio untuk volume, blend, t/m/b. Nah ini cuman bisa di pakai untuk pickup aktif, karena potensionya rata2 pakai 25k ohm. Kalau EMG BTC atau BQC control, nah ini cuman preamp doank ga pake potensio volume dan blend jadi bisa di pakai untuk pickup pasif.Begitu juga merek seymour duncan, ada preamp yag untuk pickup aktif, ada juga untuk pickup pasif.

Apa sih maksutnya parametric tone control ?
Pd tone control biasa, hanya terdapat knob bass/mid/treble yg fungsinya adl memperkuat/mengurangi gain di freq2 sdh diatur by default dr pabriknya. Kebanyakan 40 Hz utk bass, 500Hz s/d 1kHz utk mid, sekitar 4kHz/lebih utk treble. Freq2 tsb gak bisa dirubah2. Pd tone control parametric, ada tambahan knob freq shg kita bisa memilih sesuka kita freq mana yg mau diperkuat/dikurangi shg lbh fleksible.
Pd tone control preamp onboard, biasanya cuma disediakan utk freq mid meskipun ada juga preamp yg full parametric utk bass/mid/treble, yaitu buatan Noll dr Jerman (tp mahalnya gak kira2)

Bisakah kita memasang preamp sendiri ?
Bisa, syaratnya :

  • Gak buta warna, krn kabelnya biasanya warna warni & instruksinya biasanya berdasarkan warna kabel
  • Bisa nyolder.
  • Gak perlu mbobok utk tempat preamp & batere.

Bisakah kita bikin preamp sendiri ?
Bisa, krn rata2 rangkaian preamp itu cukup sederhana. Yg susah adl bikin rangkaian yg ukurannya kecil shg gampang dipasang di bass tanpa bobok sana sini. Preamp komersial menggunakan komponen SMD yg ukurannya cuma separo komponen biasa, tp klo pun mau pake komponen SMD nyoldernya luar biasa susah.

Siapa aja sih produsen preamp onboard komersial ?
Aguilar, Artec, Audere, Bartolini, EMG, Seymour Duncan, Delano, Glockenlang, MEC, East, Status, Sadowsky....sitenya tanya sendiri sama oom Google ya.

Kalau sudah ada preamp onboard apakah kita masih perlu preamp outboard ?
Pada dasarnya sih kalau preamp di gunakan untuk tone shaping dengan EQ, salah satu aja udah cukup. Tapi kalau prelu preamp outboard untuk DI, merubah high impendance ke lo impendace, baru deh preamp outboard kaya sansamp BDDI atau hartke ass attack yang ada fitur DI nya bisa di pake.Tapi kalau mau pake preamp onboard + outboard + preamp di ampli + efek2 lagi, itu sih tergantung si pengguna.

High impendance atau low impendance itu maksudnya apa sih ?
Gampangannya gini:Impedance sering disebut jg sbg Z. Sinyal hi Z antara lain dihasilkan oleh pikup pasif, sementara sinyal low Z dihasilkan oleh perangkat aktif (pake batere) misal preamp, fx, pikup aktif.
Sinyal hi Z itu klo dihantarkan lewat kabel yg panjang cenderung berkurang claritynya dan gak tahan noise, sementara sinyal lo Z sifatnya sebailknya. Klo gak percaya coba main bass pasif pk kabel abal2 3m & 6m pasti terasa bedanya.Krn sifatnya itu sinyal hi Z perlu dikonversi ke lo Z dgn bantuan buffer, DI box, preamp, dlsb shg suaranya gak turun kualitasnya meskipun lewat kabel panjang.
Tp lo z juga ada masalahnya, yaitu gak cocok sama mayoritas efek fuzz. Makanya fuzz gak disarankan dipake dgn bass aktif.

Kalau kita pakai pre amp on-board + pre amp outboard + pre amp ampli apa pengaruh sama sound shaping ?
Apapun yg kita tambah/kurangi di signal chain pasti ada efeknya sama suara. Bahkan pedal yg dlm kondisi di bypass pun ada efeknya, meskipun mungkin gak semua orang bisa merasakan. Yang pasti, makin banyak komponen di signal chain, makin terbuka kemungkinan timbul noise.
Soal sound shaping, tergantung spesifikasi gearnya. Misalnya bass aktif dgn centre freq kontrol bassnya di 40 Hz lantas centre freq kontrol bass di preamp outboardnya jg 40 Hz, gak akan banyak gunanya bahkan mungkin bisa jadi muddy. Beda klo misalnya di preampnya 100 Hz krn bisa memperkaya tone shaping krn skrg kita punya kontrol atas freq 40 Hz (dr bass) & 100 Hz (dr preamp).

Mendingan mana : pakai bass pasif + pre amp outboard trus dicolok by pass di ampli-nya atau pake bass pasif trus dicolok ke pre amp di ampli... Emang sih sesuai ama kebutuhan kita, tapi based on your experiment (dari segi harga, karakter suara sama simplicity) mendingan yang mana ya ?
Bass aktif + preamp outboard gak sama suaranya sama bass aktif (preamp onboard). Dr hasil utak atik selama ini, soundnya bass aktif selalu lbh bright alias bass pasif lbh warm. Aku skrg ini punya anggapan (yg bisa salah juga) klo preamp onboard cenderung merubah sound sementara preamp outboard cenderung memperkuat sound.
Dr segi simplicity, lbh praktis bass aktif. Dr segi feature kemungkinan preamp outboard lbh flexible & banyak feature. (misal DI, fx loop, dsb).
Dr segi harga ya tergantung equipmentnya apa dulu, preamp onboard ada yg lbh mahal dr preamp outboard & sebaliknya.

Bisakah pake batere 9volt rechargeable di bass? Kalo bisa yg bgmn tipe-nya ?
Perlu diketahui bhw batere rechargeable itu voltagenya kurang dr 9 volt (kalau gak salah 8.6 volt). Pemberian catu daya yg kurang dr spesifikasi alat akan menyebabkan headroom menjadi berkurang. Sebaiknya pakai batere biasa aja, toh kebanyakan preamp kan gak boros batere & harganya gak terlalu mahal, selama rajin copot jack di bassnya setelah dipakai.

Benarkah kalau kita cabut jack waktu ampli menyala tanpa volumenya kita tutup bukan cuma merusak ampli aja, tapi komponen2 preamp bass kita juga?
Kalau ampli & speaker mungkin memang bisa rusak krn saat dicabut kan ada spike / lonjakan (ditandai dgn bunyi "jedug"). Kalau preamp bassnya sih kemungkinan gak ya, krn pd saat dicabut kan koneksinya sdh putus & preamp otomatis dimatikan. Untuk amannya pakai jack Neutrik silent (sayang katanya blm ada disini).

Saya pernah dengar preamp "jfet" atau semacemnya yg katanya bisa mengeluarkan suara lebih natural dari pada preamp dengan op-amp biasa, benarkah ?
JFET itu salah satu tipe transistor. Di dunia audio JFET memang dianggap punya karakter mirip tabung & noisenya lebih rendah dibandingkan dengan opamp.
Kalau soal natural atau gak sebenarnya tergantung juga bagaimana desainnya, bukan cuma krn pakai JFET atau opamp. Dan opamp sendiri ada yg didalamnya pakai transistor JFET. Tapi memang ada bbrp preamp hi-end/mahal (misal Aguilar & Sadowsky) yang pake JFET dan memang OK suaranya.


Selengkapnya...

Mengenal Pickup Bass

Pickup (PU) adl bagian yg berfungsi untuk menangkap vibrasi senar & merubahnya menjadi sinya elektronik yg pada akhirnya akan diumpankan ke amplifier untuk dirubah menjadi suara yg kita dengar. Jenisnya ada macam2: magnetik, optik, piezo & MIDI. Yang kita bahas disini adalah yg tipe magnetik yg memang paling umum dipakai. Read on


Bagian utama dr sebuah PU adalah magnet dan coil/kumparan sehingga sound yang dihasilkan akan dipengaruhi hal2 sbb:

  1. Jumlah gulungan kawat di kumparan, makin banyak gulungan maka makin besar outputnya.
  2. Tipe magnet yang digunakan, misalnya alnico=warm, ceramic=bright, neomidium & samarium blm pernah nyoba.
  3. Jumlah coil, misal single coil= cenderung kuat di mid & bight, dual coil/humbucker=cenderung deep & hi output.

Sebenarnya masih ada faktor2 lain (misal jenis & ukuran kabel di coilnya) tp tdk sesignifikan faktor2 diatas.


Secara elektronis, konstruksi PU dibedakan menjadi:

Single coil
Pada PU jenis ini hanya terdapat satu coil. Contohnya adalah PU jazz bass. Karakteristik dr PU jenis ini adalah soundnya yg cenderung hi mid & bright dan respons freq yg lebar. Kelemahannya adalah tidak imun terhadap noise dr luar. Yg dimaksud noise disini berupa hum (dengung) bukan hiss(desis). Karena kelemahannya ini, biasanya PU jenis ini harus dipasang berpasangan dan salah satunya harus bersifat RWRP (reverse wind reverse polarity) thd pasangannya. Oleh krn itu, disarankan utk membeli pickup single coil dgn pasangannya/satu set untuk menjamin kecocokan antara kedua pickup tsb.




Perlu diperhatikan juga bhw masing2 PU yg terpasang harus mengeluarkan output yg levelnya sama supaya noise yg masuk bisa dieliminasi. Contoh: di bass Jazz bass atau sejenisnya dengan kontrol vol/blend/tone, untuk menghilangkan noise posisi blend harus ada di jam 12 dimana output dr kedua PU adalah sama. Kelemahan ini tentu saja akan mengurangi fleksibilitas sound yg dihasilkan sehingga dibutuhkan solusi untuk mengurangi noise di posisi blend selain jam 12. Salah satu solusi yg efektif untuk mengurangi (bkn menghilangkan) noise adalah dengan melakukan shielding, dimana semua cavity atau tempat instalasi komponen elektronik dan casing PU-nya dilapisi dgn bahan yg konduktif/mengalirkan listrik spt conductive paint atau copper/aluminium foil. Menurut pengalaman saya, copper foil jauh lbh efektif mengurangi noise daripada konduktif paint, masalahnya copper shield biasanya cuma dipasang di bass2 hi-end.



Humbucker
Pd PU jenis ini, coilnya lbh dari satu (2=dual coil, 3=triple coil, 4=quad coil). Karakteristik dr PU jenis ini adalah soundnya yg cenderung deep & high output meskipun respons freq yg tdk selebar PU single coil. PU jenis ini sebenarnya didesain untuk memperbaiki kelemahan PU single coil sehingga sangat ampuh dlm menolak noise.Bentuknya bisa macam2, misal split humbucker pd Precision bass atau soapbar pd bass2 Ibanez. Ada juga yg bentuknya mirip single coil (misalnya Bartolini, EMG) tp sebenarnya humbucker (biasa disebut split/stack humbucker) yg biasanya digunakan sbg replacement part utk Jazz Bass.



Salah satu feature yg menarik dr humbucker adalah kemampuannya utk di-split, maksudnya salah satu coilnya bisa dimatikan & berfungsi seperti PU single coil sehingga akan memperkaya sound yg dihasilkan. Bila anda tertarik dgn feature ini, maka belilah PU humbucker yg mempunyai 4 kabel/konduktor dan satu buah switch DPDT. Perkabelannya bisa didapat di internet. Meskipun begitu, menurut pengalaman saya humbucker yg di split cenderung lbh bright dr single coil asli, alias gak bisa 100% mirip single coil, tapi lumayanlah.

Selain berdasarkan konstruksinya, PU jg dibedakan berdasarkan sumber daya listriknya. PU aktif membutuhkan baterai karena didalamnya sudah terdapat preamp, sementara PU pasif tidak membutuhkan baterai. PU aktif punya respons freq yg lebih lebar & output lbh besar drpd PU pasif dan karakter soundnya relatif lebih modern. Contoh PU aktif adl EMG & bbrp tipe Basslines.

Selanjutnya, perlu dibedakan antara PU aktif dan bass aktif. Dua2nya perlu batere, tp bass aktif belum tentu memakai PU aktif, dimana preampnya tidak berada di dalam PU. Justru 90% lebih bass aktif tidak memakai PU aktif.



OK, that's all for today. Lain kali kita bahas lagi komponen2 elektronik lain, misal preamp & kabel. Thanks & mohon koreksi klo ada yg ngawur.


Selengkapnya...

My basses & guitars

| 2 comments

Setelah kerja lumayan lama (kira2 11 tahun), sampai hari ini saya berhasil mengumpulkan bbrp bass & gitar berikut :


  1. Status Eclipse Artist. Active bass, made in UK. Dibeli tahun 1999/2000 dr Melodia Surabaya. My first serious bass.
  2. Clover Apeyron H4. Active/passive bass, made in Germany. Dibeli tahun 2007 dr Musik Schmidt, Deutschland. Bisa jadi Jazz bass & Musicman dgn sekali sentuh switch.
  3. Fender Geddy Lee signature. Passive, made in Japan. Dibeli dr oom Rudy van Pancoran tahun 2008.
  4. Framus Diablo Pro. Gitar HSH, made in Germany. Dibeli dr Musik Produktiv, Germany tahun 2006.
  5. Peavey EXP Generation Custom. Gitar HSH with piezo, made in Korea. Dibeli dr Thomann, Germany tahun 2005.

Beginilah posenya :

Selain itu, dulu2 juga pernah punya Yamaha RBX 100 dan Prince bass (gak tau tipe apa).




Selengkapnya...

First post !!!

Hi All,

Live report from Balikpapan. Selamat datang di sudut terpencil ini yg intinya buat bagi2 informasi atau opini soal electric bass, DIY efek dan GAS (Gear Acquisition Syndrome).

Saya bukan musisi atau profesional dibidang sound engineering, cuma seorang hobbyist yg suka oprek2 bass, efek dan asesorisnya. Day work saya sebagai penunggu Datacenter sebuah oil company yg intinya bertugas ngurusin server, storage, backup, electrical, HVAC beserta para personelnya. Sebagai relaksasi, waktu luang saya pake buat menekuni hal2 di atas tadi, itung2 drpd dugem gak jelas...hehe.


Here's my family during our adventure in Europe between 2004-2007. Saat itu saya kerja di kantor pusat perusahaan tempat saya bekerja di sebuah dusun penghasil jagung bernama Pau di Prancis bagian selatan. Ya itung2 liburan dibayarin kantor.

Di tahun2 itu juga saya cukup beruntung untuk memupuk hobby ngeGAS dgn mengumpulkan cukup banyak gear yg mungkin sulit didapat di Indonesia. Begitu pulang hobby ngeGAS terpaksa langsung di-rem habis....hehehe.

So that's me. Thanks & read on...a bientot.





Selengkapnya...